1.pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar
a. Bahasa Yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi yang santai dan akrab, seperti diwarung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahsa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi rwesmi dan formal, seperti dalam kuliah dan seminar, dalan sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.
b. Bahasa Yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan dan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan pragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata diperhatikan dengan seksama dan penalaran ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar / tidak baku.
2.Kaidah dasar bahasa indonesia
A. Beberapa Kaidah Dasar Bahasa Indonesia
1. Kaidah Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana anatara hubungan lambing-lambang itu. Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisa huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
2. Kaidah penyusunan kalimat
Kalimat ialah suatu bagian yang selesai dengan menunjukkan pikiran yang lengkap. Yang dimaksud dengan pikiran yang lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat itu memiliki subjek dan pokok kalimat dan predikat atau sebutan.
3. Kaidah Penyusunan Pragraf
Pragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Topik pragraf adalah pilihan utama di dalam seluruh pragraf pikiran utama merupakan pokok persoalan atau pokok pembicaraan.
4. Kaidah Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata-kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsure serapan.
3.Bahasa indonesia baku
Bahasa baku atau bahasa standar adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku terutama digunakan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa yang mempunyai banyak bahasa. Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan kosakata), tata bahasa, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta penggunaan di masyarakat (pemerintah, sekolah, dll).
4.Fungsi bahasa indonesia baku
Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar keempat penggunaan itu, dipakai ragam takbaku.
5.Ejaan Yang Disempurnakan
Suatu ejaan yang sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4–6 Maret 1991.
6.Pengertian paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar